Background

Background

Silahkan klik beberapa gambar di bawah ini

  • image1
  • image2
  • image3
  • image4
  • image2
  • image1
  • image4
  • image3
Aku mengagumi orang-orang yang memiliki kemampuan untuk duduk diam, karena aku tidak bisa. Sudah bertahun-tahun terbukti tidak bisa. Aku harus selalu menyibukkan diri dengan sesuatu, karena setiap kali diam, pikiranku akan mulai berkeliaran ke berbagai tempat, bertanya-tanya tentang apapun yang aku sendiri tak ingin memikirkannya: mempertanyakan makna hidup, tujuan hidup, apakah aku sudah melakukan apa yang seharusnya kulakukan sebagai manusia pada umur segini. Rasanya seperti dikejar-kejar Dosen yang setiap mengajar Micro Teaching selalu bertanya "Tujuan kamu apa?".

Dan faktanya adalah, aku tidak tahu apa tujuanku. Aku tidak tahu kemana aku menuju dalam hidup. Dan kadang itu cukup mengerikan untukku ketika aku membiarkan diriku berpikir tentang hal itu. Yang aku tahu hanya menjalani hidup ini one day at a time, hari ini, detik ini, bekerja, makan, tidur, tertawa, dan ngobrol.  As long as I have some jobs to do and men to do, I'm fine. I should be fine. Walau sekarang bagian men-nya itu sedang musim kemarau. Sudah.. mmm.. ya, semusim. Jadi mungkin, I'm only half fine. Menyedihkan ya? Tapi percayalah, kenyataannya tidak begitu. Bagaimana mungkin menyedihkan jika ketika menuliskannya saja aku bisa tertawa-tertawa kecil begini. LOL.

Kau tau? Katanya, manusia itu makhluk yang membingungkan. Ya, manusia sendiri yang bilang begitu. Eh, atau hanya aku saja ya? Entahlah. Aku bilang aku harus selalu menyibukkan diri dengan sesuatu, karena setiap kali diam... sudah kujelaskan di atas. Tapi, ketika sedang bergelut dengan sesuatu yang membuatku lupa diam, yang setiap harinya mengharuskanku mengerjakan berbagai hal berbeda, ketika hampir selesai mengerjakan yang satu malah ketemu yang lain lagi, datang sesuatu yang baru lagi. Seperti berada di dalam labyrinth, ketika sudah hampir berhasil keluar dari situ malah ketemu hambatan lagi, akhirnya kedorong lagi masuk ke labyrinth tadi. Mungkin di satu sisi aku senang, karena nggak perlu tiba di titik nyaman. Seperti kata seorang teman, "Comfort zone is boring, right?", zona nyaman itu membosankan.

Tapi terkadang aku justru rindu perasaan bosan.
Maksudku, kadang sepanjang hidup kita selalu mengejar sesuatu. Mengejar target di kantor, mengejar target pribadi, harus mikirin ini dan itu. Pernah nggak merasakan udah tiduran dan siap-siap merem, tapi kepala ini nggak mau berhenti mikir?

That's why I miss the forgettable art of doing nothing. Cuma duduk diam bengong bosan. So, do not underestimate the sheer joy of being bored. Some times it's a luxury. Dan sekarang aku merindukan itu.

Mungkin banyak orang yang tidak setuju denganku. Bagaimana denganmu? :D
Jangan bilang kalau kamu nggak dapet point nya -_-.
Cara membuat blog dan menyisipkan kode HTML.
download materi ajar

Kuesioner

Nilai Mata Kuliah Teknologi Informatika


Ada yang menarik perhatian gue tadi pagi. Pemandangan aneh di pinggir jalan yang hampir tiap hari gue lewatin kalo mau ngampus. Ini juga gue liat ngga sengaja, di pertengahan jalan menuju kampus ponsel gue yang kebetulan gue simpen di saku jaket itu bergetar beberapa kali, awalnya gue diemin aja, seperti biasa, karena gue lagi di jalan. Tapi entah kenapa gue berpikir jangan-jangan itu pesan penting. Siapa tau itu pesan dari beberapa temen gue yang ngabarin kalo perkuliahan hari ini dibatalkan, atau pesan dari dosen yang ngabarin kalo beliau ada urusan mendadak dan bakal datang telat, atau pesan dari mama yang ngingetin gue kalo ternyata hari ini hari minggu, dan lain-lain, dan lain-lain .___. Akhirnya gue mutusin berenti sebentar di pinggir jalan buat buka ponsel. Setelah dibuka, ternyata itu pesan dari temen gue yang nanyain di ruangan mana perkuliahan akan berlangsung (gue aja masih di jalan  -___-) yaahh putus sudah harapan gue yang pengen hari ini ngga ada kuliah...

CINTA..
Sebenernya apa sih CINTA itu ???

Segebok jawaban mungkin akan terlontar dari orang-orang yang pernah merasakan CINTA. Tapi bisa jadi kita malah bingung menjelaskan rasanya CINTA itu sendiri, karena memang CINTA itu sulit dilukiskan dengan kata-kata. Atau bahkan memang tidak bisa dijelaskan dengan sederet kalimat.

Bisakah jatuh CINTA, namun tetap mampu berfikir logis ?
Bagaimana membuat CINTA tetap realistis ?