Aku Tak Akan Pernah Meninggalkanmu
Tangan-tangan yang bergerak menarikku menjauh
Semburat merah menyembur dari dadamu
Kucoba membaca goresan luka di tubuhmu
Aku tak akan pernah meninggalkanmu,
kalimat yang berulang terus-menerus di otakku itu
menggemakan teriakan yang tersumbat dalam tenggorokanku
Jalanan yang gelap
Malam selalu menimbulkan kerinduan yang tak terperikan terhadap datangnya pagi
Mungkin aku seharusnya jadi satpam atau petugas hansip
yang harus begadang sepanjang malam
Aku mencintaimu hingga penuh ruah
Terutama pada malam hari
Apakah itu tolol, Sayang?
Kau selalu bilang aku orang yang terlalu melankolis,
terlalu banyak berpikir
Tapi aku tak berpikir panjang kali ini
Aku mengingat kita bercinta dalam kerinduan yang menggelegak
Menghantam apa pun yang ada di sekitar kita
Membuat dunia ikut bergerak dan bergeser dari porosnya,
selama beberapa tahun terakhir
Pernahkah kau merasa seakan kau sedang diseret mengikuti arus?
Mengikuti waktu yang berkelebat cepat di depan matamu?
Tidak bisa berpikir
Tidak bisa menolak
Hanya bisa bergerak
Mengikuti
Bayang-bayang warna mengikutiku sedemikian cepat
Atau apakah aku yang mengikuti warna-warna itu?
Sekilas aku melihat sepasang mata kecil menatapku bergeming di pojokan
Tidak banyak yang bisa kuberikan padamu
Hanya hatiku
Itu pun kau buang dan sia-siakan
Sesungguhnya, tidak pernah ada keinginan dalam diriku selain menjadi bagian dari dirimu.